Jumat, 25 September 2015

Panggung Sandiwara Hari Pendidikan Nasional

Standard
Hari itu merupakan Hari Pendidikan Nasional, seingat ku sekira 2 tahun yang lalu, tepatnya pada 2 Mei 2013. Aku dan lainnya merupakan kumpulan mahasiswa-mahasiswi baru yang senang dengan seni peran, menampilkan aksi teater mengenai hari pendidikan.

Sebelum hari penampilan, kita sudah melakukan latihan beberapa kali agar membuat kita lebih siap mental. Kita dilatih oleh seorang putri yang menyatakan dirinya AGNES, nama aslinya sih Wiwin Pamela. Perempuan ini cukup berperan aktif dalam menambah wawasan kami  tetang dunia perteateran.

Beberapa anggota yang tergabung beserta perannya,
  • Aku -> sebagai guru (sifat guru yang mendukung siswa yang mempunyai uang, dari pada siswa miskin)
  • Ardy-> sebagai murid dari keluarga miskin (sifat murid yang ingin sekali sekolah, namun keterbatasan biaya)
  • Amel-> sebagai murid dari keluarga kaya (sifat murid yang selalu memuluskan semuanya dengan uang)
  • Rika-> sebagai pemegang kain hitam
  • Kartika-> sebagai pembaca puisi hari pendidikan
  • Disertai oleh pemain biola sebagai pelengkap pelaksanaan teater dan puisi (nama abangnya lupa)
Yah, inilah tim kami saat itu, di mana saat pelaksaan penampilan pementasan teater terjadi hujan yang sangat deras. Walaupun dalam keadaan hujan, kami tetap optimis. Kami melaksanakan penampilan di pendopo Lapangan Merdeka Medan, disaksikan oleh mahasiswa, serta para buruh yang melaksanakan demo sedang berteduh.

Sambutan antusias dari mereka terlihat saat penampilan teater yang kami lakukan dimulai, rasa cemas kadang terasa dalam hati, mungkin karena masih awal bisa tampil di depan orang banyak. Namun aku tetap berusaha untuk percaya diri.

Setelah penenampilan kami selesai,  tepuk tangan dari penonton membuat kami sangat puas, seperti rasanya pertunjukkan yang kami laksankan cukup sukses.

Inti dari penampilan teater yang kami lakukan adalah pendidikan di Indonesia seharusnya bisa lebih merata, tidak memandang siapa yang mempunyai uang. Karena hak belajar merupakan milik seluaruh anak di Indonesia. Diharapkan teater ini dapat menjadi perbaikan di dunia pendidikan dan sarana penyampaian kritikan yang lebih positif.

0 komentar:

Posting Komentar